Di Balik Kelezatan Pizza – Pizza adalah semacam roti bulat, gepeng yang dipanggang di oven dan umumnya diberi sauce tomat dan keju berbahan makanan tambahan yang lain yang dapat diputuskan. Keju yang digunakan umumnya mozzarella atau “keju kelezatan pizza”. Di mana titik krisis haramnya?

Kesimpulan Tentang Pizza

Sama seperti yang sudah disimpulkan , sebelumnya pizza pertama kalinya dikenali di Italia sebagai persembahan untuk si ratu. Selanjutnya sepanjang perjalanan sejarah, pizza dikenali di beberapa penjuru dunia. Ini mengakibatkan rekonsilasi rasa dan variasi kelezatan pizza sesuai karakter masing-masing daerah. Sekarang, pizza yang dikonsumsi bukan hanya tawarkan kesan asin atau asam saja, tetapi juga pizza dengan rasa yang manis.

Beberapa Rumor Bahan Baku Pizza 

Beberapa lalu tersebar rumor pemakaian bahan lewat waktu dalam satu diantara produk pizza kelezatan waralaba di Indonesia. Tetapi, rumor itu dibantah. Faksi pengurus memberikan keyakinan jika faksinya mustahil menaruhkan kesehatan konsumen untuk keuntungan yang banyak, karena hal tersebut sebuah praktek yang terlarang. Faksi perusahaan selalu menjaga standard keamanan internasional yang sudah diputuskan.

Nach, untuk ketahui apa bahan yang dipakai, bagaimana prosesnya, dan di mana titik krisis haramnya, berikut pembahasan mengenai pizza. Pada dasarnya, pembikinan pizza dipisah menjadi tiga elemen khusus, yakni roti, keju, dan tebaran/topping.

Pembikinan Pizza Yang Dirangkum

Pegiat kulineran, Tizza Maulidza menjelaskan, bahan khusus dalam pembikinan pizza ialah roti, di mana untuk pembikinan roti diperlukan material dasar diantaranya terigu, susu, gula, telur ayam, dan ragi instant. Dan untuk pembikinan tebaran/topping membutuhkan bawang bombay, daging, sosis, tomat, paprika, bawang putih, telur ayam, daun bawang, keju, sauce tomat, dan sauce. “Hal yang penting jadi perhatian ialah titik krisis keharaman dari beberapa bahan itu. Perihal ini pula yang membuat pizza yang kita bikin bisa terjaga halal atau mungkin tidak,” kata Tizza.

Adapun bahan pembikinan pizza dan titik krisis haramnya, diantaranya:

Terigu

Dari segi kehalalan, bahan baku tepung terigu tidak ada permasalahan. Namun, pemakaian sejumlah bahan pada proses fortifikasi atau yang mempunyai tujuan tingkatkan karakter fungsional terigu perlu dikritisi kehalalan. Untuk contoh, vitamin B2 (riboflavin) adalah produk mikrobial di mana media perkembangan mediumnya harus ditegaskan bebas berbahan haram dan najis.

Contoh Lainnya

Contoh lain ialah L-sistein (umumnya berbentuk hidrokloridanya) yang harus dipahami asal berbahan untuk pastikan kehalalan. L-sistein yang murah yang tersedia banyak di pasar ialah L-sistein yang dibikin dari rambut manusia. Sudah pasti karena asal dari anggota badan manusia karena itu L-sistein ini haram hingga tepung terigu yang memakai L-sistein dari rambut manusia haram hukumnya untuk umat Islam. Bila L-sistein asal dari bulu hewan karena itu perlu ditegaskan asal dari hewan halal dan disembelih langkah yang sesuai bimbingan syariah Islam. Apabila L-sistein itu adalah produk mikrobial, karena itu formasi kehalalannya mediumnya menjadi penting untuk dikritisi.

Baca Juga : Bukti Unik Pizza Makanan yang Berumur Beberapa ratus Tahun